KORELASIONAL DAN EX POST FACTO
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok dalam Mata Kuliah‘Metodologi Pendidikan
Disusun oleh :
Dede Fatchuroji
Saefullah
JURUSAN PAI / 1
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, izinkan penulis memanjatkan rasa syukur yang
mendalam kepada Allah SWT yang senantiasa membukakan pikiran dan hati untuk
terus berjuang dalam menegakakan agama-Nya serta makalah yang membahas tentang
Korelasional dan Ex Post Facto dapat penulis selesaikan.
Shalawat serta salam tak pernah putus kita sampaikan kepada pimpinan sekaligus
guru peradaban dunia Nabi Muhammad SAW yang banyak memberikan keteladanan dalam
berfikir dan bertindak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak dan rekan-rekan yang
membantu penulis dalam memberikan masukan dan pendapat terhadap makalah
ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu, kepada para pembaca dan para pakar di mohon saran dan kritikan
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah dan guna meningkatkan
kualitas dari makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat dan bangsa.
Serang, 8 Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................
i
DAFTAR ISI..............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
1
A.
Latar
Belakang.................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................
1
C.
Tujuan
Penulisan................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
2
A. Pengertian Penelitian Ex-Post Facto ............................................... 2
B. Jenis-Jenis Penelitian Ex-Post Facto................................................ 2
C. Langkah-Langkah dalam Penelitian Ex-Post Facto......................... 8
BAB III PENUTUP..................................................................................
10
A. Simpulan ......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latatar Belakang
Penelitian
pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang
dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Penelitian tidak lain adalah art
and science guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Penelitian
dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan
untuk mencari jawaban permasalahan discovery maupun invention.
Ada
beberapa jenis penelitian, salah satunya adalah jenis penelitian ex-post
facto. Penelitianini bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan
perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa,
perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang
secara keseluruhan sudah terjadi.
Untuk
penjelasan lebih lengkap mengenai penelitian ex-post facto, disini
pemakalah akan memaparkannya dengan berbagai rumusan masalah sebagai berikut.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penelitian ex-post facto?
2. Apa jenis-jenis penelitian ex-post facto ?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam penelitian ex-post facto?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui apa pengertian dari penelitian ex-post facto.
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis penelitian ex-post facto.
3.
Untuk
mengetahui langkah-langkah dalam penelitian ex-post facto.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penelitian Ex-Post Facto
Penelitian ex-post
facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah
terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat
penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan
penelitian eksperimen.[1]
Arti ex-post
facto, yaitu “dari apa dikerjakan setelah kenyataan”, maka penelitian
ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. penelitian ini juga sering
disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada pula
peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau
studi penelusuran kembali.
Menurut
Kerlinger sebagaimana telah dikutip oleh Sukardi, memberikan definisi sebagai
berikut:
Ex-post facto
research more formaly as that in which the independent variables have already
occurred and in which the researcher starts with the observation of a dependent
variable.
Penelitian ex-post
facto merupakan penelitian di mana variabel-variabel bebas telah
terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu
penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antarvariabel bebas dengan
variabel bebas, maupun antarvariabel bebas dengan variabel terikat, sudah
terjadi secara alami, dan peneliti dengansetting tersebut ingin
melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.[2]
B.
Jenis-Jenis Penelitian Ex-Post Facto
Penelitian ex-postfacto dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu correlational study ( penelitian
korelasi ) dan criterion group study. Jenis pertama, correlational
study juga populer disebut causal research dan jenis
kedua disebut juga Causal Comparative Research ( Penelitian
kausal komparative ).
1. Penelitian Korelasi
Penelitian
korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna
menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya
sesuai dengan tujuan penelitian.[3] Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak
hubungan itu.[4]
Penelitian
korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak
menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, di antaranya adalah:
a.
Penelitian
korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen,
b.
Memungkinkan
variabel diukur secara intensif dalam setting(lingkungan nyata, dan
c.
Memungkinkan
peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
Penelitian
korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan adakah hubungan
antarvariabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian untuk diteliti.
Jika ada, berapa derajat hubungan antara dua variabel atau lebih, derajat
hubungan biasanya diekspresikan sebagai koefisien korelasi yang diberi simbol
matematika (r). Hubungan variabel tersebut biasanya
dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai dari -1 sampai
+1. Nilai negative atau (-) menunjukkan arah variabel bertolak belakang. Nilai
positif (+) menunjukkan arah perubahan dua variable pada arah yang sama.
a.
Proses Dasar
Penelitian Korelasional
1.
Pemilihan Masalah
Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel
mana dari suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis
mengenai hubungan yang diharapkan. Variabel yang dilibatkan harus diseleksi.
Dengan kata lain, hubungan yang akan diselidiki harus didukung oleh teori atau
diturunkan dari pengalaman.
2. Sampel dan Pemilihan Instrumen
Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan menggunakan
metode sampling yang dapat diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran
sampel minimal yang dapat diterima. Sebagaimana suatu studi, adalah penting
untuk memilih dan mengembangkan pengukuran yang valid dan reliable terhadap
variabel yang diteliti. Jika variabel yang tidak memadai dikumpulkan, koefisien
korelasi yang dihasilkan akan mewakili prakiraan tingkat korelasi yang tidak
akurat. Selanjutnya, jika pengukuran yang digunakan tidak secara nyata mengukur
variabel yang diinginkan, koefisien yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan
hubungan yang diinginkan. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih
dan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel.
3.
Desain dan prosedur
Desain korelasional
dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang diperoleh dari setiap jumlah
sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel yang diteliti, dan skor
berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasi yang dihasilkan
mengindikasikan tingkatan atau derajat hubungan antara kedua variabel tersebut.
Studi yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan beberapa penggunaan
prosedur statistic yang kompleks, namun desain dasar tetap sama dalam semua
studi korelasional.
4.
Analisis Data dan
Interpretasi
Bila dua variabel
dikorelasikan hasilnya adalah koefisien korelasi, biasanya dinyatakan dalam
harga r yang mempunyai nilai -1 sampai +1. Nilai negatif (-)
menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukkan
dua variabel pada arah yang sama. Jika ada hubungan antara 2 variabel, berarti
skor dalam 2 variabel mempunyai asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur.
Harga r =-1 atau +1 menunjukkan asosiasi sempurna diantara 2
variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti
bahwa dua variabel tersebut tidak memiliki hubungan antara variabel
satu dengan variabel yang lainnya.
(Choen
dan Manion, 1981: 128) menunjukan harga r (hubungan\) seperti berikut.
1)
Nilai
r = 0,20 – 0,35 menunjukan dua
variable lemah walaupun signifikan.
2)
Nilai
r = 0,35 – 0,65 menunjukan hubungan sedang, umumnya signifikan pada
lebih 1%, hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi.
3)
Nilai
r = 0,65 – 0,85 menunjukan hubungan cukup tinggi, yang memungkinkan
penelitrian melakukan prediksi dengan tepat.
Di
samping itu, penelitian korelasi juga dilakukan, untuk menjawab tiga pertanyaan
penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu:
1)
Adakah
hubungan antara dua variabel? Jika ada, kemudian diikuti dengan pertanyaan,
yaitu
2)
Bagaimanakah
arah hubungan tersebut? Dan selanjutnya pertanyaan,
3)
Berapa
besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan?
Penelitian
korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian peneliti memfokuskan usahanya dalam
mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui
hubungan antarvariabel. Sehingga, peneliti juga dapat melakukan eksplorasi
studi korelasi parsial, di mana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh
variabel agar dapat dilihat hubungan dua variabel yang dianggap penting.
Di
bidang pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk melakukan penelitian
terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan signifikan dalam
mencapai keberhasilan proses pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya tentang
pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar strategi, intensitas
kehadiran mengikuti kuliah, dan sebagainya.
b.
Penelitian
korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan seperti berikut:
1.
Berguna
dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, dan
sosial, karena dengan penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk mengukur
beberapa variabel dan hubungannya secara simultan.
2.
Dengan
penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variabel yang mempunyai kontribusi
pada suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara intensif.
3.
Penelitian
korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan setting yang
realistis.
4.
Peneliti
dapat melakukan analisis tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan
kelemahan penelitian korelasi yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah
bahwa dengan penelitian korelasi, peneliti hanya mengidentifikasi apa yang
terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variabel. Di samping
itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak dapat membangun hubungan sebab
akibat.[6]
2. Penelitian Kausal Komparatif
Metode
penelitian yang erat dengan penelitian korelasi adalah penelitian causal
comparative atau hubungan sebab akibat. Di dalam mengelompokkan jenis
penelitian ini, ada para ahli yang memasukkan penelitian kausal komparatif
sebagai penelitian deskriptif. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa penelitian
tersebut berusaha menggambarkan keadaan yang telah terjadi. Sementara itu, ada
pula peneliti memasukkan penelitian kausal komparatif sebagai penelitianex-post
facto, dengan alasan bahwa penelitian itu, variabel juga telah terjadi
dan peneliti tidak berusaha memanipulasi atau mengontrolnya. Pada penelitian
kausal komparatif, variabel penyebab dan variabel yang dipengaruhi telah
terjadi dan diselidiki lagi.[7]
Menurut
Ritz sebagaimana telah dikutip oleh Emzir mengidentifikasi beberapa kelebihan
dan kelemahan penelitian kausal komparatif. Kelebihan penelitian kausal
komparatif sebagai berikut:
a.
Metode
kausal komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila
metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan:
1)
Apabila
tidak memungkinkan memilih, mengontrol, dan memanipulasi variabel untuk studi
hubungan sebab-akibat (kausal) secara langsung;
2)
Apabila
pengontrolan semua variasi kecuali satu variabel tunggal mungkin sangat tidak
realistik, mencegah interaksi yang normal dengan variabel lain yang
berpengaruh;
3)
Apabila
pengontrolan secara laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian tidak
praktis, terlalu mahal, atau secara etika dipertanyakan.
b.
Penelitian
kausal komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai hakikat
fenomena: apa sesuai dengan apa, di bawah kondisi apa, dalam urutan dan pola
apa, dan seterusnya.
c.
Memperbaiki
teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur secara
parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih banyak dipertahankan.
Di
samping kelebihan di atas, penelitian kausal komparatif juga memiliki beberapa
kelemahan sebagai berikut:
a.
Kelemahan
utama suatu desain penelitian kausal komparatif adalah tidak adanya kontrol
terhadap variabel bebas.
b.
Kesulitan
dalam menentukan faktor penyebab yang relevan.
c.
Kesulitan
bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil.
d.
Suatu
fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari satu
penyebab dalam satu kejadian dan dari penyebab yang lain dalam kejadian yang
lain.
e.
Apabila
hubungan antara dua variabel telah terungkap penentuan mana penyebab mana
akibat mungkin sulit.
f.
Terdapat
fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus mempunyai
implikasi hubungan sebab akibat.
g.
Pengklasifikasian
subjek ke dalam kelompok dikotomi (seperti kelompok berprestasi dan kelompok
tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh dengan masalah, karena
kategori seperti ini adalah samar, berubah-ubah, dan bersifat sementara. Dengan
demikian, penelitian tidak akan menghasilkan temuan yang bermanfaat.
h.
Studi
perbandingan dalam situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan subjek penelitian
yang terkontrol. Penempatan kelompok subjek yang ada yang sama dalam semua hal
yang diharapkan untuk penampilan mereka pada suatu variabel adalah sangat
sulit.[8]
Penelitian
korelasi dan penelitian kausal komparatif sama-sama memiliki kesamaan, yaitu:
a.
Mereka
tidak memanipulasi variabel, karena variable telah terjadi;
b.
Mereka
juga tidak melakukan kontrol;
c.
Bila
peneliti menggunakan paket program statistik dalam komputer, penelitian regresi
otomatis juga menganalisis hasil korelasi.
Walaupun
demikian, penelitian korelasi dan penelitian kausal komparatif mempunyai
perbedaan, seperti berikut:
a.
Dalam
penelitian korelasi, peneliti tidak mengidentifikasi atau membedakan antara
variable bebas dan variable terikat.
b.
Dalam
penelitian kausal komparatif, peneliti berusaha mengidentifikasi hubungan sebab
akibat, dan dalam hubungan variabel yang kompleks mereka membedakan antara
variabel bebas dan terikat.[9]
C.
Langkah-Langkah dalam Penelitian Ex-Post Facto
Penelitian
dengan metode ex-post facto mempunyai langkah penting sebagai
berikut:
1.
Mengidentifikasi
adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode ex-post
facto.
2.
Membatasi
dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3.
Menentukan
tujuan dan manfaat penelitian.
4.
Melakukan
studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
5.
Menentukan
kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6.
Mendesain
metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan
populasi, sampel, tehnik sampling, menentukan instrument pengumpulan data.
7.
Mengumpulkan,
mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang
relevan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Penelitian ex-post
facto merupakan penelitian, di mana rangkaian variabel-variabel bebas
telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variabel
terikat. Penelitian ini disebut penelitian ex-postfacto, karena
rangkaian variable-variabel bebas yang hendak diteliti telah terjadi ketika
peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variable terikat. Penelitian ini
berusaha dari kejadian yang sudah ada merunut ke belakang untuk
mengidentifikasi rangkaian variable penyebabnya.
Penelitian ex-post
facto dibedakan menjadi dua macam, yaitu penelitian korelasional dan
penelitian kausal komparatif. Penelitian korelasional dilakukan, jika peneliti
ingin mengetahui tentang kuat lemahnya hubungan antarvariabel yang terkait
dalam subjek/objek yang diteliti. Pada penelitian korelasional ini, peneliti
tidak perlu menentukan mana yang berperan sebagai variabel bebas dan variabel
terikat.
Tetapi
jika peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap
variabel yang terkait, maka peneliti perlu mengidentifikasi variabel sebab
maupun variabel akibatnya. Sedangkan pada penelitian kausal komparatif
dilakukan, jika peneliti ingin mengidentifikasi variabel penyebab maupun
variabel akibat dengan cara merunut kembali hubungan variabel tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Emzir. 2010. Metodologi
Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sukardi. 2014. Metodologi
Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti.
2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
[1] Syamsuddin
dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 164.
[2]
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumu Aksara, 2014), hlm 165.
[4] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2013), hlm. 313.
[8]
Emzir, Metodologi
Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2010), hlm. 123-125.
[9]
Sukardi, Opcit.,hlm 171-172.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar