Jumat, 14 Oktober 2016

makalah metedelogi penelitian korelasi dan ex pacto

KORELASIONAL DAN EX POST FACTO

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam Mata Kuliah‘Metodologi Pendidikan

 



Disusun oleh :
Dede Fatchuroji
Saefullah


JURUSAN PAI / 1

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2016



KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, izinkan penulis memanjatkan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT yang senantiasa membukakan pikiran dan hati untuk terus berjuang dalam menegakakan agama-Nya serta makalah yang membahas tentang Korelasional dan Ex Post Facto dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam tak pernah putus kita sampaikan kepada pimpinan sekaligus guru peradaban dunia Nabi Muhammad SAW yang banyak memberikan keteladanan dalam berfikir dan bertindak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak dan rekan-rekan yang membantu penulis dalam memberikan masukan dan pendapat terhadap makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kepada para pembaca dan para pakar di mohon saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah dan guna meningkatkan kualitas dari makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat dan bangsa.

Serang, 8 Mei 2016

Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A.    Latar Belakang................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................ 1
C.     Tujuan Penulisan................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2
A.    Pengertian Penelitian Ex-Post Facto ...............................................  2
B.     Jenis-Jenis Penelitian Ex-Post Facto................................................ 2
C.     Langkah-Langkah dalam Penelitian Ex-Post Facto......................... 8
BAB III PENUTUP.................................................................................. 10
A.    Simpulan .........................................................................................  10
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latatar Belakang
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis              untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Penelitian tidak lain adalah art and science guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan discovery maupun invention.
Ada beberapa jenis penelitian, salah satunya adalah jenis penelitian ex-post facto. Penelitianini bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi.
Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai penelitian ex-post facto, disini pemakalah akan memaparkannya dengan berbagai rumusan masalah sebagai berikut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari penelitian ex-post facto?
2.      Apa jenis-jenis penelitian ex-post facto ?
3.      Bagaimana langkah-langkah dalam penelitian ex-post facto?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari penelitian ex-post facto.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian ex-post facto.
3.      Untuk mengetahui langkah-langkah dalam penelitian ex-post facto.
  

 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penelitian Ex-Post Facto
Penelitian ex-post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen.[1]
Arti ex-post facto, yaitu “dari apa dikerjakan setelah kenyataan”, maka penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. penelitian ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada pula peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study  atau studi penelusuran kembali.
Menurut Kerlinger sebagaimana telah dikutip oleh Sukardi, memberikan definisi sebagai berikut:
Ex-post facto research more formaly as that in which the independent variables have already occurred and in which the researcher starts with the observation of a dependent variable.
Penelitian ex-post facto merupakan penelitian di mana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antarvariabel bebas dengan variabel bebas, maupun antarvariabel bebas dengan variabel terikat, sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengansetting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.[2]

B.     Jenis-Jenis Penelitian Ex-Post Facto
Penelitian ex-postfacto dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu correlational study ( penelitian korelasi ) dan criterion group study. Jenis pertama, correlational study juga populer disebut causal research dan jenis kedua disebut juga Causal Comparative Research  ( Penelitian kausal komparative ).
1.      Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.[3] Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu.[4]
Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, di antaranya adalah:
a.       Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen,
b.      Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting(lingkungan nyata, dan
c.       Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan adakah hubungan antarvariabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian untuk diteliti. Jika ada, berapa derajat hubungan antara dua variabel atau lebih, derajat hubungan biasanya diekspresikan sebagai koefisien korelasi yang diberi simbol matematika (r).  Hubungan variabel tersebut biasanya dinyatakan dalam harga yang mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negative atau (-) menunjukkan arah variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukkan arah perubahan dua variable pada arah yang sama.
a.       Proses Dasar Penelitian Korelasional
1.      Pemilihan Masalah
Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel mana dari suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan. Variabel yang dilibatkan harus diseleksi. Dengan kata lain, hubungan yang akan diselidiki harus didukung oleh teori atau diturunkan dari pengalaman.
2.      Sampel dan Pemilihan Instrumen
Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan menggunakan metode sampling yang dapat diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran sampel minimal yang dapat diterima. Sebagaimana suatu studi, adalah penting untuk memilih dan mengembangkan pengukuran yang valid dan reliable terhadap variabel yang diteliti. Jika variabel yang tidak memadai dikumpulkan, koefisien korelasi yang dihasilkan akan mewakili prakiraan tingkat korelasi yang tidak akurat. Selanjutnya, jika pengukuran yang digunakan tidak secara nyata mengukur variabel yang diinginkan, koefisien yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan yang diinginkan. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel.
3.      Desain dan prosedur
Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang diperoleh dari setiap jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasi yang dihasilkan mengindikasikan tingkatan atau derajat hubungan antara kedua variabel tersebut. Studi yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan beberapa penggunaan prosedur statistic yang kompleks, namun desain dasar tetap sama dalam semua studi korelasional.
4.      Analisis Data dan Interpretasi
Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefisien korelasi, biasanya dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai -1 sampai +1. Nilai negatif (-) menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukkan dua variabel pada arah yang sama. Jika ada hubungan antara 2 variabel, berarti skor dalam 2 variabel mempunyai asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur. Harga r =-1 atau +1 menunjukkan asosiasi sempurna diantara 2 variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa  dua variabel tersebut tidak memiliki hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.

(Choen dan Manion, 1981: 128) menunjukan harga r (hubungan\) seperti berikut.
1)      Nilai r  = 0,20 – 0,35 menunjukan dua variable lemah walaupun signifikan.
2)      Nilai r = 0,35 – 0,65 menunjukan hubungan sedang, umumnya signifikan pada lebih 1%, hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi.
3)      Nilai r = 0,65 – 0,85 menunjukan hubungan cukup tinggi, yang memungkinkan penelitrian melakukan prediksi dengan tepat.
4)      Nilai r = > 0,85menunjukan hubungan antar variabel tinggi.[5]
Di samping itu, penelitian korelasi juga dilakukan, untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu:
1)      Adakah hubungan antara dua variabel? Jika ada, kemudian diikuti dengan pertanyaan, yaitu
2)      Bagaimanakah arah hubungan tersebut? Dan selanjutnya pertanyaan,
3)      Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan?
Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian peneliti memfokuskan usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui hubungan antarvariabel. Sehingga, peneliti juga dapat melakukan eksplorasi studi korelasi parsial, di mana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar dapat dilihat hubungan dua variabel yang dianggap penting.
Di bidang pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk melakukan penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan signifikan dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya tentang pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar strategi, intensitas kehadiran mengikuti kuliah, dan sebagainya.
b.      Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan seperti berikut:
1.      Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial, karena dengan penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan hubungannya secara simultan.
2.      Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variabel yang mempunyai kontribusi pada suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara intensif.
3.      Penelitian korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan setting yang realistis.
4.      Peneliti dapat melakukan analisis tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan kelemahan penelitian korelasi yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa dengan penelitian korelasi, peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variabel. Di samping itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak dapat membangun hubungan sebab akibat.[6]

2.      Penelitian Kausal Komparatif
Metode penelitian yang erat dengan penelitian korelasi adalah penelitian causal comparative  atau hubungan sebab akibat. Di dalam mengelompokkan jenis penelitian ini, ada para ahli yang memasukkan penelitian kausal komparatif sebagai penelitian deskriptif. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa penelitian tersebut berusaha menggambarkan keadaan yang telah terjadi. Sementara itu, ada pula peneliti memasukkan penelitian kausal komparatif sebagai penelitianex-post facto, dengan alasan bahwa penelitian itu, variabel juga telah terjadi dan peneliti tidak berusaha memanipulasi atau mengontrolnya. Pada penelitian kausal komparatif, variabel penyebab dan variabel yang dipengaruhi telah terjadi dan diselidiki lagi.[7]
Menurut Ritz sebagaimana telah dikutip oleh Emzir mengidentifikasi beberapa kelebihan dan kelemahan penelitian kausal komparatif. Kelebihan penelitian kausal komparatif sebagai berikut:
a.       Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan:
1)      Apabila tidak memungkinkan memilih, mengontrol, dan memanipulasi variabel untuk studi hubungan sebab-akibat (kausal) secara langsung;
2)      Apabila pengontrolan semua variasi kecuali satu variabel tunggal mungkin sangat tidak realistik, mencegah interaksi yang normal dengan variabel lain yang berpengaruh;
3)      Apabila pengontrolan secara laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian tidak praktis, terlalu mahal, atau secara etika dipertanyakan.
b.      Penelitian kausal komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai hakikat fenomena: apa sesuai dengan apa, di bawah kondisi apa, dalam urutan dan pola apa, dan seterusnya.
c.       Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur secara parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih banyak dipertahankan.
Di samping kelebihan di atas, penelitian kausal komparatif juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
a.       Kelemahan utama suatu desain penelitian kausal komparatif adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
b.      Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan.
c.       Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil.
d.      Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari satu penyebab dalam satu kejadian dan dari penyebab yang lain dalam kejadian yang lain.
e.       Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap penentuan mana penyebab mana akibat mungkin sulit.
f.       Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus mempunyai implikasi hubungan sebab akibat.
g.      Pengklasifikasian subjek ke dalam kelompok dikotomi (seperti kelompok berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar, berubah-ubah, dan bersifat sementara. Dengan demikian, penelitian tidak akan menghasilkan temuan yang bermanfaat.
h.      Studi perbandingan dalam situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan subjek penelitian yang terkontrol. Penempatan kelompok subjek yang ada yang sama dalam semua hal yang diharapkan untuk penampilan mereka pada suatu variabel adalah sangat sulit.[8]
Penelitian korelasi dan penelitian kausal komparatif sama-sama memiliki kesamaan, yaitu:
a.       Mereka tidak memanipulasi variabel, karena variable telah terjadi;
b.      Mereka juga tidak melakukan kontrol;
c.       Bila peneliti menggunakan paket program statistik dalam komputer, penelitian regresi otomatis juga menganalisis hasil korelasi.
Walaupun demikian, penelitian korelasi dan penelitian kausal komparatif mempunyai perbedaan, seperti berikut:
a.       Dalam penelitian korelasi, peneliti tidak mengidentifikasi atau membedakan antara variable bebas dan variable terikat.
b.      Dalam penelitian kausal komparatif, peneliti berusaha mengidentifikasi hubungan sebab akibat, dan dalam hubungan variabel yang kompleks mereka membedakan antara variabel bebas dan terikat.[9]

C.    Langkah-Langkah dalam Penelitian Ex-Post Facto
Penelitian dengan metode ex-post facto mempunyai langkah penting sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode ex-post facto.
2.      Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3.      Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4.      Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
5.      Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6.      Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, tehnik sampling, menentukan instrument pengumpulan data.
7.      Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
8.      Membuat laporan penelitian.[10]



BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Penelitian ex-post facto merupakan penelitian, di mana rangkaian variabel-variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variabel terikat. Penelitian ini disebut penelitian ex-postfacto, karena rangkaian variable-variabel bebas yang hendak diteliti telah terjadi ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variable terikat. Penelitian ini berusaha dari kejadian yang sudah ada merunut ke belakang untuk mengidentifikasi rangkaian variable penyebabnya.
Penelitian ex-post facto dibedakan menjadi dua macam, yaitu penelitian korelasional dan penelitian kausal komparatif. Penelitian korelasional dilakukan, jika peneliti ingin mengetahui tentang kuat lemahnya hubungan antarvariabel yang terkait dalam subjek/objek yang diteliti. Pada penelitian korelasional ini, peneliti tidak perlu menentukan mana yang berperan sebagai variabel bebas dan variabel terikat.
Tetapi jika peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang terkait, maka peneliti perlu mengidentifikasi variabel sebab maupun variabel akibatnya. Sedangkan pada penelitian kausal komparatif dilakukan, jika peneliti ingin mengidentifikasi variabel penyebab maupun variabel akibat dengan cara merunut kembali hubungan variabel tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.  Jakarta: Rajawali Pers.
Sukardi. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.































[1] Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 164.
[2]  Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumu Aksara, 2014), hlm 165.
[3]  Ibid .,166.
[4]  Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), hlm. 313.
[5] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya,…hlm 166-171.

[6] Sukardi, Ibid.,hlm 166-171.
[7]  Ibid
[8] Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 123-125.
[9] Sukardi, Opcit.,hlm 171-172.

[10] Sukardi, Opcit.,hlm 174





Tidak ada komentar:

Posting Komentar