Jumat, 14 Oktober 2016

MAKALAH VALIDITAS DAN REALIBILITAS



MAKALAH

VALIDITAS DAN REALIBILITAS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metodologi Penelitian”
Team Teaching
Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd.
Dr. Hidayatullah, M.Pd.









Oleh
Haerduin
NIM. 1640100400
Muhammad Fahmi
NIM. 1640100403


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SULTAN MAULANA HASANUDIN (SMH) BANTEN
TAHUN 2016 M






KATA PENGANTAR

Mengawali kata pengantar ini, tidak ada kata dan kalimat yang paling indah selain memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt., yang telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling indah, fisik dan psikis yang paling sempurna. Karena manusia diberikan akal untuk berpikir dan mampu memikirkan alam ini.
Salawat beriring salam senantiasa tercurah atas baginda Nabi Muhammad Saw. yang menjadi sumber dari segala sumber ilmu dan pengetahuan, yang menjadi pimpinan para Nabi dan Rasul sebelumnya.
Makalah ini, dibuat guna menunaikan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dengan pokok bahasan Validitas dan Reliabiltas. Apa yang dimaksud validitas dan bagaimana data dikatakan valid, serta apa yang dimaksud reliabilitas dan kreteria apa untuk mengetahui keabsahan data. Hal tersebut akan dibahas dalam makalai ini.
Penulis mengucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Tangerang, 22 April 2016

Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I        PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B.     Perumusan Masalah...................................................................... 2
C.     Tujuan dan Manfaat Penulisan..................................................... 2
BAB II       PEMBAHASAN
                   VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A.    Pengertian..................................................................................... 3  
B.     Kreteria Keabsahan Data............................................................. 7  
BAB III     PENUTUP
A.   Kesimpulan......................................................................................... 12
B.    Saran-Saran........................................................................................ 13
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 14





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Suatu eksperimen mempunyai kontribusi yang berarti bagi pengembangan pengetahuan, dimana dalam eksperimen dapat di ketahui apa yang terjadi dengan jalan melakukan suatu penelitian atas apa yang dijumpai dan atas apa yang didengar tentang issue- issue yang berkembang dalam masyarakat maupun tentang apa yang dilihat dalam fenomologi-fenomologi yang terjadi dalam masyarakat, misalnya tentang issue pendidikan yang berkembang dalam masyarakat  bahwa sekolahan yang  berbasis islam  seperti Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah baik swasta maupun negeri,  sekarang tidak menjamin si anak berkelakuan akhlaqul karimah, seperti apa yang didengung-dengungkan orang-orang dahulu yang terbukti lulusan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah mempunyai akhlak yang baik dan bisa mengaji.
Selanjutnya untuk menguji benar atau tidaknya issue yang berkembang dalam masyarakat tersebut, haruslah dilakukan suatu penelitian untuk membuktikan benar atau tidaknya issue tersebut. Hal-hal yang harus dilakukan adalah pengumpulan data-data dari sekolah tertentu yang berbasis islam tentang bagaimana perilaku sianak dalam pergaulan sehari-hari misalnya dengan orang tua, teman sebaya terlebih ketika sianak bergaul dengan lawan jenis apakah masih bisa terkontrol apa tidak. Tetapi untuk melakukan hal tersebut tidaklah mudah, dalam penelitian haruslah didapatkan data yang sebenar-benarnya valid.
Peneliti harus mencatat apa yang sesungguhnya dilihat dilapangan dan tidak memanipulasi demi kepentingan tertentu, karena data-data tersebut sering kali dijadikan acuan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Selain dari pada itu  data  dalam penelitian, haruslah memperhatiakan reliabilitasnya yang berkenaan tentang derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti yang sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama atau sekelompok data bila dibagi menjadi dua kelompok menunjukkan data yang tidak berbeda.
Jika peneliti satu menemukan suatu objek berwarna merah, maka peneliti yang lain juga demikian, misalnya dalam penelitian kualitatif antara peneliti satu dengan peneliti lain memperoleh kesamaan data.  

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud Validitas?
2.      Apa yang dimaksud Reliabilitas?
3.      Bagaimana kreteria keabsahan data?

C.    Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui arti validitas
2.      Untuk mengetahui arti reliabilitas
3.      Untuk mengetahui kreteria keabsahan data

Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi teman-teman mahasiswa program pasca sarjana IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.


BAB II
PEMBAHASAN
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A.    Pengertian
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliable, dan obyektif. “Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti”.[1]
“Validitas adalah derajad ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur”.[2]Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti akan melaporkan warna merah; kalau dalam obyek penelitian para pegawai bekerja dengan keras, maka peneliti melaporkan bahwa pegawai bekerja dengan keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai[3]. Jika dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja pegawai, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja pegawai. Penelitian menjadi tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja pegawai.
Validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representative, instrument penelitian valid dan reliable, cara mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.
Dalam hal reliabilitas, Susan Stainback (1988) menyakan bahwa; reability is often defined as the consistency and stability of data or findings. From a positivistic perspective, reability typically is considered to be synonymous with the consistency of data produced by observations made by different researchers (e.g interrater reliability), by the same researcher at different times (e.g test retest), or by spilling a data set in two parts (split half). Reliabilitas berekenaan dengan derajad konsitensi dan stabilitas data atau temuan. “Definisi reliabilitas yang lebih komprehensif adalah derajad ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukan oleh instrument pengukuran. Istilah-istilah lain sehubungan dengan reliabilitas adalah stabilitas, dapat dipercaya dan dapat diramalkan”.[4]
Dalam pandangan positivistic (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tida berbeda. Kalau peneliti satu menemukan dalam obyek berwarna merah, maka peneliti yang lain juga demikian. Kalau seorang peneliti dalam obyek kemarin menemukan data berwarna merah, maka sekarang atau besok akan tetatp berwarna merah. Karena reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada obyek yang sam dengan metode yang sama maka akan menghilangkan data yang sama. Suatu data yang reliable atau konsisten akan cenderung valid, walaupun belum tentun valid. Orang yang berbohong secara konsisten akan terlihat valid, walaupun sebenarnya tidak valid.
Obyektivitas[5] berkenaan dengan “derajad kesepekatan” atau interpersonal agreement antar banyak orang terhadap suatu data. Bila dari 100 orang terdapat dari 99 orang menyatakan bahwa terdapat warna merah dalam obyek penelitian itu, sedangkan yang satu orang menyatakan warna lain, maka data tersebut adalah data yang obyektif. Obyektif disini lawannya katanya subyektif. Data yang obyektif akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid. Dapat terjedi suatu data yang disepakati banyak orang belum tentu valid, tetapi yang disepakati sedikit orang malah lebih valid. Sebagai contoh terdapat 99 orang menyatakan bahwa si A bukan pencuri (obyektif), dan satu orang menyatakan bahwa si A pencuri (subyektif). Ternyata yang betul adalah pernyataan satu orang, karena yang 99 orang tersebut teman-teman dari si A yang samasama pencuri, sehingga menyatakan si A bukan pencuri.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid, reliable dan obyektif, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable, dan dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliable yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah intrumen penelitiannya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.
“Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dinyatakan valid apabila tida perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”.[6]Tetapi perlu diketahui kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Oleh karena itu bila terdapat 10 peneliti dengan latar belakang yang berbeda, meneliti pada obyek yang sama, akan mendapatkan 10 temuan, dan semuanya dinyatakan valid, kalau apa yang ditemukan itu tidak berbeda dengan kenyataan sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam obyek yang sama peneliti yang berlatar belakang Pendidikan akan menemukan data yang berbeda dengan peneliti yang berlatar belakang Manajemen, Antropologi, Sosiologi, Kedokteran, Teknik, dan sebagainya.
Pengertian reliabiltas dalam penelitian kuantitatif, sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan paradigma dalam melihat relitas. Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majmuk/ ganda, dinamis/ selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula. Heraclites dalam Nasution (1988) menyatakan bahwa “kita tidak bisa dua kali masuk sungai yang sama” air mengalir terus, waktu terus berubah, situasi senantiasa berubah dan demikian pula perilaku manusia yang terlibat dalam situasi social. Dengan demikian tidak ada suatu data yang tetap/ konsisten/ stabil.
Selain itu, cara melaporkan penelitian ideosyneratic dan indivudualistik, selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti member laporan menurut bahasa dan jalan pikiran sendiri. Demikian dalam pengumpulan data, pencatatan hasil observasi dan wawancara terkandung unsure-unsur individualistic. Proses penelitian sendiri selalu bersifat persolistik dan tidak ada dua peneliti akan menggunakan dua cara yang persis sama.




B.    Kreteria Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan (pengujian). Pelaksanaan tekhnik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability).[7]
1.      PengujianKredibilitas (derajad keterpercayaan)
a.       Perpanjangan Pengamatan
Melalui perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, melakukan wawancara dengan sumber data, baik yang pernah ditemui maupun yang baru ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan ini, hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk dan semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Pada tahap awal memasuki lapangan,  peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai sehingga informasi yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang telah diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain tidak benar, peneliti melakukan pengamatan lagi secara lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya. Lamanya perpanjangan pengamatan ini dilakukan sangat bergantung kepada kedalaman, keluasan, dan kepastian data.
b.      Meningkatkan Ketekunan
Meningkat ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut, kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat mengecek soal-soal atau makalah yang dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Selain itu, peneliti juga dapat mendeskripsi data secara akurat dan sistematis.
Kekurangtekunan pengamatan terletak pada pengamatan terhadap pokok persoalan yang dilakukan secara terlalu awal. Hal itu mungkin dapat disebabkan oleh tekanan subyek atau sponsor atau barangkali juga karena ketidaktoleransian subyek, atau sebaliknya peneliti terlalu cepat mengarahkan fokus penelitiannya walaupuntampaknya belum patut dilakukan demikian. Persoalan itu bisa terjadi pada situasi ketika subyek berdusta, menipu, atau berpura-pura, sedangkan peneliti sudah sejak awal mengarahkan fokusnya, padahal barangkali belum waktunya berbuat demikian.
c.       Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Dengan demikian, triangulasi terdiri atas triangulasi sumber, triangulasi teknik,  dan triangulasi waktu.
1)      Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kebawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan keteman kerja yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari tiga sumber tersebut, tidak bisa di rata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Selanjutnya diminta kesepakatan (membercheck) dengan tiga sumber data tersebut untuk mendapatkan kesimpulan.
2)      Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3)      Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu berkaitan dengan keefektifan waktu. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar dan belum banyak masalah akan memberikan data yang valid sehingga lebih kredibel.
d.      Diskusi dengan Teman Sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik denga rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data. Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Kedua, diskusi denga sewajat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti.
e.       Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Peneliti berusaha mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.



f.       Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Bahan referensi ini dapat berupa foto-foto, rekaman, dan dokumen autentik.
g.      Mengadakan Memberchek
Memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan memberchek adalah agar informasi yang diperoleh yang akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data dan informan.
2.      Pengujian Transferability (keteralihan)
Transferabilitymerupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukan derajad ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil.
3.      Pengujian Depenability (kebergantungan)
Depenabilitydalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reliabilitas. Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/ mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji depenabilitydilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian kelapangan, tetapi bias memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji depenabilitynya. Jika proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tida reliable atau dependable. Bagaimana peneliti mulai menetukan masalah/ focus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan oleh peneliti. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat menunjukan jejak aktivitas lapangannya maka depebilitas penelitiannnya patut diragukan.

4.      Pengujian Konfirmability (kepastian)
Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif  bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitymirip dengan dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmabilityberarti menguji hasil penelitian dikaikan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      
       Berdasarkan pembahasan pada Bab II, tentang Validitas dan Reliabilitas dapat disimpulakan bahwa:
1.      Validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti atau  derajad ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur.
2.      Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Sebaliknya data yang tidak valid adalah data yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek.
3.      Validitas penelitia ada dua, yaitu: Pertama, validitas internal yakni validitas yang berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Kedua validitas eksternal yakni berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
4.      Reliabilitas (stabilitas, dapat dipercaya dan dapat diramalkan )adalah derajad ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukan oleh instrument pengukuran.
5.      Obyektivitas adalah derajad kesepekatan atau interpersonal agreement antar banyak orang terhadap suatu data dan atu derajad dimana pengukuran yang dilakukan bebas dari pendapat dan penilaian subyektif, bebas dari bias dan perasaan orang-orang yang menggunakan tes.
6.      Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliable yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah intrumen penelitiannya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya.  
7.      Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan (pengujian). Ada empat kriteria yang digunakan yaitu:
1.      Pengujian Kredibilitas (derajad keterpercayaan)
a.         Perpanjangan Pengamatan
b.        Meningkatkan Ketekunan
c.         Triangulasi (sumber, teknik, waktu)
d.        Diskusi dengan Teman Sejawat
e.         Analisis Kasus Negatif
f.         Menggunakan Bahan Referensi
g.        Mengadakan Memberchek
2.      Pengujian Transferability (keteralihan)
3.      Pengujian Depenability (kebergantungan)
4.      Pengujian Konfirmability (kepastian)

B.     Saran

Penulis berkeyakinan bahwa dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan bahkan mungkin kekeliruan/ kesalahan yang terjadi di luar keinginan dan kehendak penulis. Untuk itu, koreksi konstruktif dan sumbang saran dari para pembaca yang budiman, teman-teman mahasiswa pasca sarjana IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, terutama kepada Team Teaching mata kuliah Metodologi Penelitian, Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., dan Bapak Dr. Hidayatullah, M.Pd., sangat diharapkan bagi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
Suwendi, Modul Metode Penelitian, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011.









[1] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 11, h. 267.
[2] Suwendi, Modul Metode Penelitian, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 176.
[3]Sugiyono, Op.Cit, h. 268.
[4]Suwendi, Op-Cit, h. 177.
[5] Obyektivitas adalah derajad dimana pengukuran yang dilakukan bebas dari pendapat dan penilaian subyektif, bebas dari bias dan perasaan orang-orang yang menggunakan tes. Lihat Suwendi, Modul Metode Penelitian, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 179.
[6] Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), h. 129.
[7] Sugiyono,  Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: CV Alfabeta, 2006), h. 87.







1 komentar: